UPDATEBERITA.ID -KABUPATEN ASMAT, Agats, 7 – 9 November 2024 – Festival Noken yang ke-12 diselenggarakan dengan tema Merajut Noken, Merajut Keberagaman di Agats, Kabupaten Asmat, Papua. Festival tahunan ini menjadi ajang penting untuk merayakan warisan budaya Papua, terutama kerajinan tradisional Noken, yang kini telah diakui dunia sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
Dalam pembukaan festival, berbagai pihak yang terlibat, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI-Polri, serta para penggiat Noken Papua, hadir untuk memberikan dukungan dan semangat bagi perkembangan kerajinan Noken. Salah satu tokoh yang hadir adalah Marshall Suebu, S.Sos, Sekretaris Lingkungan Hidup Kabupaten Pegunungan Bintang, yang turut berpartisipasi dalam merayakan warisan budaya ini.
Dalam laporan panitia yang dibacakan oleh Sekretaris Festival Noken, Walter Surapits, S.Sos, dijelaskan bahwa tujuan utama dari festival ini adalah untuk membuka ruang dan memberikan dorongan kepada pelaku ekonomi kreatif, khususnya para mama-mama perajin Noken di Papua. Festival ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dan merangsang perkembangan pariwisata di Kabupaten Asmat.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin menumbuhkan ekonomi masyarakat, merangsang pertumbuhan pariwisata, dan menjadikan Asmat sebagai salah satu destinasi wisata minat khusus,” kata Walter Surapits dalam sambutannya di Lapangan Yos Sudarso Agats. Diharapkan, festival ini tidak hanya melestarikan kerajinan Noken, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Festival Noken ke-12 ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Asmat, Absalon Amyaram, S.Sos. Dalam sambutannya, Absalon mengingatkan pentingnya pelestarian Noken sebagai warisan budaya yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2012. “Noken Papua sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, yang tercatat dalam daftar tak benda yang membutuhkan perlindungan mendesak,” ujarnya.
Selain itu, Absalon juga memberikan penghargaan kepada individu yang berperan penting dalam pengakuan internasional terhadap Noken, seperti Titus Pekey dan Prof. Wendu Nuryanti, yang berperan sebagai wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada saat itu.
Lebih dari sekadar kerajinan tangan, Noken bagi masyarakat Papua, terutama di Asmat, mengandung makna filosofis yang mendalam. Noken merupakan simbol kehidupan, keberagaman, dan nilai-nilai tradisi yang diwariskan turun-temurun. Pengrajin Noken, terutama mama-mama di Asmat, menggunakan keterampilan dan kreativitas mereka untuk menciptakan karya seni yang tidak hanya berfungsi sebagai tas. Tetapi juga sebagai simbol kehidupan dan ikatan sosial dalam masyarakat.
Festival Noken ke-12 ini didukung oleh dana Otonomi Khusus (Otsus) Kabupaten Asmat untuk tahun anggaran 2024. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan yang berbasis pada kearifan lokal.
Dengan segala keunikan dan nilai yang terkandung dalam tradisi Noken, festival ini menjadi wadah yang sangat penting bagi pengrajin, masyarakat, dan pelaku ekonomi kreatif untuk berbagi pengalaman, belajar, dan berkembang bersama. Di masa depan, Festival Noken diharapkan tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga menjadi pendorong utama bagi pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata yang berkelanjutan di Papua.***002