UPDATEBERITA.ID -KABUPATEN ASMAT,Di tengah keramaian Festival Noken Papua ke-12, tampak Yohana Wairambat, perajin asal Sanggar Bempor dari Kampung Syuru, Distrik Agats, dengan tekun memperagakan proses pembuatan noken Asmat. Dalam sesi merajut yang berlangsung di Lapangan Yos Sudarso pada Sabtu (9/11/24), Yohana mempraktikkan teknik tradisional membuat noken dari bahan alam yang kian jarang ditemui.
Menggunakan kulit kayu junum yang diambil dari hutan, Yohana menjelaskan bahwa prosesnya dimulai dengan menghaluskan kulit kayu tersebut menjadi serat-serat tipis. Serat-serat ini kemudian dipintal secara manual hingga menjadi tali kuat yang siap untuk dijadikan noken. “Untuk membuat tali junum, membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Setelah itu, tali bisa dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan,” ujar Yohana saat diwawancarai.
Dari seutas tali junum, berbagai produk bisa dikembangkan, salah satunya adalah tas noken yang multifungsi. Tas ini tidak hanya digunakan untuk menyimpan barang sehari-hari seperti buku, ponsel, dan botol air, tapi juga menjadi barang bernilai ekonomi bagi masyarakat Asmat. “Biasanya kami buat tas untuk dijual dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Tapi kalau ada permintaan khusus dari pembeli, kami akan buat sesuai pesanan mereka,” terang Yohana.
Melalui Festival Noken Papua ini, Yohana berharap masyarakat semakin memahami dan menghargai kekayaan budaya Asmat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kegiatan seperti ini juga menjadi kesempatan baginya untuk mengenal lebih jauh tentang permintaan pasar, sehingga karya-karya kerajinannya bisa lebih disesuaikan dengan selera konsumen. Bagi Yohana, merajut noken bukan sekadar keterampilan, tapi juga upaya menjaga tradisi leluhur yang penuh makna.***UB-002